Webfic
Buksan ang Webfix app para sa higit pang kahanga-hangang content
Pelabuhan TerakhirPelabuhan Terakhir
Ayoko: Webfic

Bab 164

Tiba-tiba pandangannya menjadi gelap. Sebuah tangan besar menutupi matanya, sekaligus memutar tubuh dan kepalanya ke arah lain. "Jangan lama-lama lihat yang kurang gizi begitu, tunggu aku di sana." Xander mendorong pinggangnya pelan. Shania benar-benar merasa malu. Dia baru saja masuk dan langsung melihat itu, bukan karena dia sengaja melihat. Xander baru melangkah mendekati Sigit Lukito setelah melihat Shania sudah duduk membelakangi mereka. Dengan tatapan dingin menusuk, dia berkata, "Pakai bajumu yang benar." "Aku kepanasan." Sigit nyaris tak bisa menahan tawa. "Kamu nggak merasa panas? Pakai jas, kemeja, dasi, dan dikancing sampai atas. Cepat lepas, kayak aku, biar sejuk." "Lepas saja kulitmu, pasti lebih adem." "Segalak itu? Sekali bilang nggak cinta, langsung ditinggal?" ... Di sofa. Shania mendengarkan dengan wajah kebingungan. "Apa yang barusan dia dengar?" "Mereka berdua?" "Tunggu, jangan-jangan ...?" "Apa?" "Apa?" "Nggak mungkin, pasti hanya kebetulan." Namun, seperti kata pe

Naka-lock na chapters

I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content

I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.