Bab 197
"Benarkah begitu?"
Wajah Shania tampak seperti ingin menangis dan tertawa sekaligus. "Tapi, orang-orang bilang malapetaka itu diwariskan selama seribu tahun. Makin jahat orangnya, makin panjang umurnya."
Xander meliriknya. "Kamu percaya orang lain atau percaya padaku?"
Shania menjawab, "Aku percaya padamu."
Dia juga tidak berani bilang percaya pada orang lain.
Lagi pula, ucapannya memang punya daya yang bisa membuat orang percaya.
Xander memperlambat laju mobil, kembali menatapnya, sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman, nada suaranya pun melunak. "Bagus kalau percaya."
Tiga kata itu seakan punya kekuatan ajaib.
Shania merasa dadanya hangat, seolah-olah dirinya sedang diperlakukan seperti seorang pengikut yang penuh keyakinan.
Memuja atasan ... bukan termasuk menyembah berhala, 'kan?
Dia menoleh keluar jendela, merasa bahwa mereka sedang mengarah ke jalan menuju kantor. "Itu ... nanti turunkan saja aku di pinggir jalan. Aku bisa jalan sendiri ke dalam."
Xander menjawab, "Kenapa? K

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link