Bab 311
Suasana mendadak sunyi selama beberapa detik.
Wajah Jevan tetap datar, tanpa ekspresi.
Shania mengangkat kepalanya perlahan. Dengan nada tenang, dia berkata kepada Pak Haston, "Aku nggak buru-buru, kamu tangani dia dulu saja. Kalau kelamaan, bisa-bisa langsung dibawa ke rumah duka."
Pak Haston sedikit terkejut.
Meskipun dia tidak paham soal urusan cinta, dia bukan orang bodoh.
Dia tidak menanggapi ucapan Shania tadi. Dia hanya duduk di depan Shania, menyuruhnya melepas sepatu, dan meletakkan kakinya di bangku kecil. Lalu, dia menuang sedikit minyak urut ke telapak tangannya dan mulai memijat pergelangan kaki Shania.
"Ini agak sakit, ya."
"Nggak apa-apa, aku kuat kok," jawab Shania cepat, terdengar berani di mulut.
Namun kenyataannya, dia benar-benar tak bisa berkutik.
Benar-benar ...
Rasanya sakit sekali.
Tanpa sadar, dia menggenggam ponselnya erat-erat, dan menarik napas perlahan.
Dia bukan tipe orang yang akan berteriak saat merasakan sakit. Sebaliknya, semakin sakit yang dirasakan,

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link