Bab 317
Shania menatap tangannya dan tak bisa berkata-kata.
Apa ini tidak terlalu berlebihan?
Seolah bisa mendengar keluhan dalam hatinya, Xander membantunya mengingat dengan penuh perhatian. "Ini ulah Pak Jevan."
Wajahnya yang sedikit tertunduk memancarkan sedikit kesan mengeluh.
Shania berkata, "Kalau begitu ... aku ... aku bawa kamu ke klinik urut agar Pak Haston mengoleskan balsem obat dan memijatnya sedikit. Tekniknya benar-benar bagus."
Xander tertegun.
Dia menghela napas dan meletakkan tangannya di depan Shania. "Siapa yang bikin luka, dia yang harus tanggung jawab."
Shania tertawa canggung. "Bukannya aku nggak mau tanggung jawab, cuma ... teknik pijatku nggak terlalu bagus, jadi aku pikir lebih baik cari yang profesional ... " Di bawah tatapan Xander yang begitu menekan, suaranya makin pelan. "Kalau kamu nggak keberatan ... aku bisa rebus telur dan mengompresnya."
Senyuman muncul di mata Xander. "Kalau begitu, kita ke rumahmu atau rumahku?"
Shania terdiam.
"Kalau nggak ... " Xander mem

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link