Webfic
Buksan ang Webfix app para sa higit pang kahanga-hangang content
Pelabuhan TerakhirPelabuhan Terakhir
Ayoko: Webfic

Bab 319

Hujan deras ini baru reda setelah turun hampir sepanjang malam. ... Pukul 1.50 dini hari. Shania terbangun dari tidurnya dan setengah sadar. Tubuhnya begitu lelah hingga menggerakkan jari pun terasa berat. Wajahnya tampak mengantuk namun penuh kepuasan. Seluruh badannya terasa lengket seperti dibalut lem, dan setiap kali dia bergerak sedikit saja, seperti ada seprai yang ikut tertarik, membuatnya sangat tidak nyaman. Rasanya dia ingin sekali mandi. Dia menggeliat pelan seperti ulat kecil. "Jangan gerak." Tangan yang melintang di dadanya menekan sedikit lebih erat, dan ciuman hangat jatuh di bawah daun telinganya. "Kamu mau kabur ke mana? Ini rumahmu." Pipi Shania memerah. Dia sama sekali tak berniat kabur. "Aku cuma mau mandi," gumamnya. Xander membuka matanya dan menatapnya. "Biar aku bantu kamu." "Nggak jadi! Aku nggak jadi mandi!" Shania buru-buru menolak. Kalau dia 'menanggapi' pria itu lagi, mungkin dia akan benar-benar mati. Sudah cukup. Rasanya seperti semua hormon estrogennya

Naka-lock na chapters

I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content

I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.