Bab 498
Dengan gerakan alami, Shania menyimpan dulu kalung itu dengan rapi, lalu tersenyum dan menjawab, "Terima kasih atas pujian Nona Wendy, andai dulu aku belajar akting saja."
Dia tidak menjawab secara langsung, namun berhasil mengalihkan topik itu.
Wendy tergelak. "Sekarang juga masih sempat belajar kok, siapa tahu Nona Shania memang punya bakat terpendam."
Xander melirik adiknya dengan ekspresi datar, lalu berkata, "Bicara terus begitu, apa nggak haus?"
Barulah Wendy diam.
Shania bisa melihat kalau Nona Wendy memang berniat menggoda, tapi sekaligus sedang menguji kemampuan responsnya. Kesimpulannya ... versi perempuan dari Xander.
Dia mengalihkan pandangannya, melihat ke arah Yudha yang duduk di seberang.
Saat Shania memandang ke arah pria itu, pria tersebut memang sedang menatapnya, namun begitu tatapan mereka bertemu, dia malah memalingkan wajah dengan santai.
Sama sekali tidak ada niat untuk menyapa.
Awalnya Shania sudah bersiap untuk mengangguk dan tersenyum, tapi melihat sikap pria

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link