Bab 618
Shania mendadak bersin.
Siska juga merasa telinganya tiba-tiba menjadi panas.
Mereka berkeliling sebentar, lalu kembali ke kamar untuk merapikan koper.
"Apa tempat ini dapat diandalkan?" Siska mengelus telinganya. "Kenapa aku merasa kalau vila milik Pak Xander masih lebih aman?"
Shania mengusap hidungnya. "Kita harus percaya pada tempat perlindungan yang Pak Sigit pilih."
"Iya sih, tapi aku masih agak ragu," kata Siska. "Tahu nggak, sedari turun dari helikopter sampai kita tiba di sini, aku selalu memandangi sekeliling. Hanya ada beberapa kamera di persimpangan dan habis itu nggak ada teknologi pertahanan lainnya."
"Lagi pula, tadi pagi Pak Sigit sempat bercanda di telepon dengan mengatakan pasti selalu ada 'hama'. Itu berarti jejak kita nggak tersembunyi. Si Intan itu pasti tahu ke mana pun kita terbang."
"Kenapa Intan nggak ke sini untuk bertindak?"
"Apa mungkin ada dewata gunung atau semacamnya yang melindungi?"
Shania menggantung pakaiannya di dalam lemari.
"Buat apa berpikir terla

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link