Bab 151
Mendengar suara tersebut, kedua orang itu pun menoleh.
Orang itu mendekat dengan anggun, Dreya terkejut melihatnya.
Orang yang masuk itu adalah Rafael.
Pria itu mengenakan setelan jas hitam. Dia mendekat dengan langkah ringan, wajahnya tampak acuh tak acuh seperti biasa.
Dia menghentikan langkahnya di depan Javi, lalu menarik tangan Javi yang menekan leher Dreya.
Napas Dreya seketika terasa lebih lancar.
"Om Rafael, tadi kamu bilang apa?" Suara Javi penuh dengan keterkejutan. "Porsche itu adalah hadiah darimu?"
"Jangan ganggu Nona Dreya merebus obat, ayo ikut aku keluar."
Rafael melirik Javi sejenak, lalu melangkah menuju ruang teh.
Javi memandang Dreya dengan tidak percaya, lalu melirik pria yang pergi itu. Wajahnya tampak muram.
Dreya mengambil sendok yang terjatuh di lantai. Dia berjalan ke wastafel seolah-olah tidak terjadi apa-apa, lalu segera mencuci sendok tersebut.
Saat ini, di dalam ruang teh.
Ketika Javi membuka pintu dan masuk, Rafael sudah duduk di depan kursi besar, sedang

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link