Bab 210
Setelah makan malam, Rafael melangkah ke lantai tiga untuk menemui Kakek Arian. Kemudian setelah keluar dari kamar, dia melihat seseorang berdiri di depan pintu.
"Om Rafael, ayo mengobrol denganku?"
Javi berdiri di tepi pintu, suaranya terdengar berat.
Sorot mata Rafael tampak dingin, lalu dia pun berjalan menuju ujung lorong.
Setelah mereka berhenti, dia mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya, lalu mengarahkan pandangannya ke luar jendela.
Javi mengikutinya dan berdiri di samping. Javi menatap wajah samping pria yang tampan itu, lalu dengan penasaran bertanya, "Om Rafael, kenapa belakangan ini kamu dekat sekali dengan Dreya?"
Tangan Rafael yang memegang rokok pun membeku sesaat.
Setelah berpikir sejenak, dia menjawab dengan tenang, "Sepertinya aku sudah pernah memberitahumu tentang pertanyaan ini sebelumnya."
"Meskipun demi Elina, Om nggak perlu mendekatinya seperti ini, 'kan?"
Javi tiba-tiba mengeluarkan ponselnya dan menunjukkannya ke depan pria itu.
Rafael mengangkat matanya

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link