Bab 235
Javi sedikit tersenyum, tatapan tajamnya terpaku pada Dreya.,
"Menolong yang terluka dan menyelamatkan nyawa, bukankah itu tanggung jawab yang harus dipenuhi seorang dokter?"
Dreya awalnya berniat untuk berbicara, tetapi sebuah suara yang berat sudah mendahuluinya.
Dia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah sumber suara.
Rafael masih mengenakan jas yang sama seperti kemarin. Pria itu berjalan malas menuju mereka, hanya saja wajahnya tampak sedikit lelah.
"Om Rafael, kamu sudah kembali? Kalau kamu nggak enak badan, apa kamu perlu pergi ke rumah sakit?"
Javi segera bangkit dari sofa dan menoleh melihat pria di belakangnya.
Rafael mengarahkan dagunya ke arah Dreya. "Dokternya sudah ada di sini, apa masih perlu pergi ke rumah sakit?"
Javi melirik Dreya sejenak, seketika dia tidak melanjutkan pembicaraan.
Melihat keponakannya diam saja, Rafael dengan wajah datar bertanya, "Untuk apa kamu mencariku?"
"Proyek di museum seni itu, perusahaan kami belum bisa menemukan tim ilustrasi yang tepat.

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link