Bab 175
Saat Hans beranjak dewasa dan menyadari ketidakadilan yang dilakukan orang tuanya, dia tidak hanya berdiri di samping Lily, tetapi ikut memperlakukannya dengan baik.
Lily tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya tanpa Hans. Jika dia kehilangan Hans, satu-satunya warna terakhir dalam hidupnya juga menghilang. Bagaimana nasibnya nanti?
Dengan tangan yang gemetar, dia menggenggam tangan Hans erat-erat, sementara air matanya berjatuhan layaknya tetesan hujan di atas seprai putih nan bersih.
"Bilang padaku, apa yang harus aku lakukan supaya aku bisa menyelamatkanmu? Apa kamu benar-benar nggak peduli lagi sama kakakmu?"
Bip!
Peralatan medis itu seketika mengeluarkan suara getaran.
Tangan Jonatan, yang sedang mencatat data, langsung berhenti. "Lanjutkan, lanjutkan," pintanya.
"Oke." Lily tidak paham arti perubahan simbol-simbol di alat itu.
Dia langsung mengikuti instruksi Jonatan, terus berbicara di dekat telinga Hans.
Sekitar sepuluh menit berlalu, Jonatan meletakkan pena dan berkata, "Su

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link