Bab 192
"Apa gunanya menangis ketika sudah main-main? Sekarang baru menyesal, ya?"
Suasana hati Sandy tengah buruk. Melihatnya menangis membuat pria itu cemas dan tidak nyaman.
Lily tertegun, mengangkat tangan untuk menghapus air mata yang membekas di pipinya seraya mengusap sisa air mata di matanya.
"Kenapa kamu ada di sini?"
"Kamu nggak sadar ini hari apa?" Sandy pun mengangkat alisnya, menatapnya tajam.
Setiap tahun, jadwal pemeriksaan kesehatan keluarga Febrianto selalu sama. Lily baru menyadari itu setelah melihat pengingat di ponselnya.
"Lily, daripada terus pura-pura dengan segala cara untuk menciptakan kebetulan dan main-main dengan pikiran begitu, lebih baik kamu minta maaf dengan tulus dan memperbaiki kesalahanmu lewat tindakan. Paham?"
Sandy, dengan mata sipitnya, menatap tajam pada botol infus.
Cairan dalam botol infus telah habis, dia menekan tombol panggilan perawat yang ada di dekatnya.
Setelah itu, dia bersandar di dinding, menunggu perawat datang untuk mengganti infus.
Kepala

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link