Bab 349
Mobil itu dalam keadaan mati, bagian dalamnya gelap gulita, tertutup bayangan pohon cemara tua yang menghalangi cahaya lampu jalan.
Namun, pantulan serangkaian angka pada platnya begitu familiar bagi Lily.
Untuk apa Sandy ke sini?
Begitu pertanyaan itu melintasi hatinya, Lily langsung memutuskan untuk pergi.
Apa pun alasannya, dia tidak ingin tahu.
Namun, begitu dia berbalik, tubuhnya tiba-tiba menabrak sesuatu yang hangat dan kokoh.
Sandy lebih tinggi dari dirinya. Tanpa sadar, Lily menundukkan kepala dan berjalan lurus ke depan, hingga dahinya terbentur tepat di dada Sandy.
Tubuhnya sedikit limbung, langkahnya terhuyung ke belakang. Sandalnya terlepas, membuat kakinya telanjang menyentuh dinginnya tanah. Sementara itu, kue di tangannya pun terlempar dari genggaman…
Angsa putih itu hancur berkeping-keping. Satu-satunya yang masih utuh hanyalah lampu kecil yang melilit di atas kue, masih berkedip-kedip memancarkan cahaya.
Namun, semakin terang nyalanya, semakin jelas pula betapa hancur

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link