Bab 382
"Lily, dia nggak mau bercerai dan terus menahanmu. Jangan-jangan, dia jatuh cinta padamu?"
Begitu video terhubung, Yunia lagi-lagi asal bicara.
Lily hanya terdiam.
"Mimpi di siang bolong, kamu lebih berani daripada aku."
Yunia mendengus dua kali, lalu turun dari tempat tidurnya dan menutup pintu. Setelah itu, dia perlahan berkata, "Kamu nggak marah padaku, 'kan? Aku pergi begitu saja. Ibuku bilang, ini urusan keluargamu. Dalam hal ini, aku mewakili keluarga Sudarsono. Tindakanku yang impulsif bisa membuat hubungan kedua keluarga menjadi buruk, tapi bisakah kamu nggak menyalahkan ibuku? Bagaimanapun juga, Sandy mewakili keluarga Febrianto ..."
Lily terus mendengarkan celotehan Yunia.
Dia tidak marah. Makin lama, hatinya justru makin perih saat mendengar ucapan Yunia.
'Aku mewakili siapa?'
'Siapa lagi yang bisa mewakiliku?'
'Bisakah ada yang membantuku dalam masalah perceraian ini?'
"Kenapa kamu menangis?" Yunia melihat Lily meneteskan air mata, matanya ikut menjadi merah. "Apakah Sandy

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link