Bab 432
Di sela kalimatnya, isak tangisnya berubah menjadi napas tersengal-sengal. Wajah pucatnya berangsur-angsur memerah, dan bibirnya berubah ungu.
"Gawat! Penyakitnya kambuh!" Yunia berbalik panik dan segera menekan tombol panggilan darurat di samping tempat tidur.
Di luar bangsal, terdengar suara langkah kaki tergesa-gesa, nyaris berantakan. Suara itu berhenti tepat di depan pintu sebelum pintu didorong terbuka dengan kasar.
Sandy yang muncul pertama kali. Begitu melihat kondisi di dalam ruangan, pupil matanya mengecil tajam. Tanpa ragu, dia melangkah cepat, membungkuk, dan menggendong Sachi dalam pelukannya.
"Bawa dia ke IGD!" perintahnya lantang. Para dokter yang baru saja tiba langsung berlari mengikuti langkahnya menuju ruang IGD.
Lily memperhatikan sosok Sandy yang menghilang di ujung lorong, membawa Sachi dalam dekapannya.
"Eh, Sandy si sialan itu nggak mungkin nyalahin kita karena omong kasar, 'kan?" gumam Yunia gelisah. "Gimanapun juga, Sachi itu penyelamatnya. Kalau dia sampai be

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link