Bab 586
Namun, Jonatan buru-buru menahannya. Dia beralasan bahwa Sandy tidak bisa datang menjenguknya karena baru saja pulih dari demam.
"Waktu aku bilang gitu, dia langsung nangis. Nggak tanggung-tanggung, nangisnya sampai histeris, teriak-teriak, kayak orang kehilangan akal," keluh Jonatan di bangsal tempat Sandy dirawat. "Sumpah, kamu sudah kayak jantungnya. Seakan-akan, hidupnya berhenti kalau kamu nggak ada. Wanita itu munafiknya di luar nalar. Dibanding Shita, kelakuannya jauh lebih kacau. Aku nggak suka sama dia."
Suhu tubuh Sandy sudah kembali normal. Demamnya sudah mereda dan wajahnya tampak jauh lebih segar. Namun, sorot matanya masih kosong, seakan tidak bernyawa.
"Nggak usah repot-repot kasih aku kabar soal Sachi lagi, biar Daniel yang urus proses pemulihannya, dan soal biaya, aku yang tanggung semuanya."
Kini, utang itu lunas. Beban yang selama ini mengimpit dadanya akhirnya terangkat. Sachi tidak lagi memegang kendali atas hidupnya.
Keesokan paginya, hujan berhenti. Sandy melangk

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link