Bab 685
"Aku nggak tahu dia ada di bawah." Lily berbohong, dia menggigit bibirnya.
Seketika, Karina melayangkan sebuah pukulan lagi ke arah Hans. "Apa kakakmu harus turun kalau dia mau bertemu? Kamu pikir kakakmu itu apa?!"
Hans cepat-cepat mengangkat tangannya untuk menangkis. "Bukan begitu, aku cuma tidakut Kakak akan menyesal! Aduh …"
"Menyesal apa? Kita semua tahu gimana dia memperlakukan kakakmu dulu! Kakakmu sendiri lebih tahu dari siapa pun, apa mungkin dia masih bisa luluh ..." Karina terengah-engah kerena emosi dan lelah, dia akhirnya duduk dengan napas memburu.
Lily bangun dan kembali ke kamarnya.
Dia meraih ponselnya, mendapati deretan panggilan tidak terjawab dan pesan masuk. Dia tidak melihat secara detail berapa banyak pesan dan panggilan ttidak terjawab itu. Dia buru-buru menutup semua notifikasi yang masuk, mematikan lampu dan berbaring untuk tidur.
Begitu lampu padam, seberkas cahaya dari kamar itu menyorot turun ke jalanan bawah, tepat mengenai wajah Sandy.
Mata Sandy yang aw

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link