Bab 109
Setelah selesai mengatakan itu, Felipe mengambil mantelnya dan berbalik.
Madeline menatap punggung Felipe saat pria itu pergi dan cahaya di matanya padam sedikit demi sedikit. Pada akhirnya, tidak ada apa pun selain keputusasaan yang tersisa di matanya.
Ia tidak tahu bagaimana nanti Jeremy akan menghukumnya, ia hanya tahu kalau cara-caranya pasti akan sangat kejam.
Ia tidak akan pernah lupa kalau pria ini seperti iblis dari neraka. Jeremy telah menggali kuburan dan membiarkan abu putrinya sendiri tersapu oleh angin dan salju, dan pria ini benar-benar tersenyum dengan acuh tak acuh saat melakukan itu.
Melihat mata Madeline yang memerah menatap ke arah Felipe melangkah pergi, Jeremy menjadi marah.
"Kau sedih karena dia pergi? Madeline Crawford, apa kau memperlakukan aku seolah-olah aku sudah mati? Akulah suamimu."
Jeremy mendorong Madeline menjauh dari pelukannya dengan marah.
Madeline terhuyung dan jatuh di samping sofa, membuat pipinya yang terluka tergores sudut sofa dan menyebabkan g

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link