Webfic
Buksan ang Webfix app para sa higit pang kahanga-hangang content

Bab 147

Nadira berusaha keras menghapus jejak air mata di sekitar matanya, wajahnya yang lelah dipenuhi senyum pahit. Dia berkata dengan sedih, "Salah paham apa? Aku hampir pingsan karena muntah di toilet, Yohan hanya membantuku. Memang dia bisa saja keliru, tapi seharusnya dia tetap bertanya bagaimana keadaanku malam ini." "Dia nggak hanya nggak menolongku, bahkan nggak bertanya apa aku terluka. Dia malah menghinaku, bilang aku baik-baik saja. Yovita, hatiku sakit sekali, dia sama sekali nggak menganggapku penting. Mungkin setelah dia mengajakku berpacaran dan aku setuju, dia jadi kehilangan minat ... " Dia tidak bisa menahan perasaan pahit yang membanjiri pikirannya. Yovita segera menghentikannya dan berkata, "Jangan berpikir begitu. Tuan L terlihat dewasa dan berwibawa, dia nggak seperti orang yang mudah kehilangan kendali. Mungkin ada hal lain yang membuatnya marah. Kamu bilang dia nggak menolongmu?" "Yohan bilang dialah yang menyelamatkanku. Aku pingsan setelah dipukuli, dan memang benar

Naka-lock na chapters

I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content

I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.