Webfic
Buksan ang Webfix app para sa higit pang kahanga-hangang content

Bab 153

Beni berbalik, memberikan tatapan tajam yang seolah berkata, "Apa kamu begitu bodoh?" Wajahnya gelap penuh amarah. Sada langsung gemetar dan mengangguk dengan cepat. "Oh! Nyonya Muda, aku mengerti sekarang." Ekspresi Beni sedikit melunak. "Kenapa aku dikelilingi orang-orang yang nggak bisa membaca situasi?" pikirnya kesal. Sada segera menghubungi Yansen. Namun, di seberang sana, Yansen terdengar bingung. "Apa? Bukankah kamu sedang bertengkar hebat dengan Nadira? Apa gunanya memanggil wanita itu ke sini? Dia bahkan nggak bisa minum karena sedang hamil. Itu akan merusak pesta kita!" ujarnya. "Kau mau aku potong lidahmu?" ancam Beni dengan suara dingin. Yansen langsung berubah sikap dan membalas, "Baik, baik, Kakak Ketiga! Aku pasti mengurusnya dengan baik." "Pastikan dia datang, tapi dia nggak boleh tahu kalau aku yang memintanya. Sana!" perintahnya dingin. Beni menutup telepon dengan sikap sombong. Sada hanya bisa menggeleng pelan. "Jelas-jelas ingin minta maaf pada istrinya, tapi kenap

Naka-lock na chapters

I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content

I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.