Bab 500
Nadira mengerutkan kening, lalu dengan cepat menggendong bocah itu ke dalam pelukannya. "Ibu sudah selesai dengan urusan di sini. Ayo, kita pulang!" ujarnya.
Suara lembutnya terus mengulang kata Ibu, hangat dan menenangkan. Mata Zea sedikit membesar.
Pelukan ini ... terasa hangat. Seumur hidupnya, dia tidak pernah merasakan kehangatan seperti ini dari Lestari. Setiap kali berada di dekat wanita itu, dia selalu merasa dingin dan tidak nyaman.
Nenek Delia pernah bilang, kalau dirinya sebenarnya punya ibu kandung, hanya saja ... ibunya menghilang.
Zea menggigit bibir mungilnya, tampak bimbang, sebelum akhirnya mendorong tubuh Nadira perlahan. "Aku nggak bisa ikut denganmu. Aku bahkan nggak mengenalmu," ujarnya pelan.
"Aku keluar hanya untuk menghindari para pengawal yang menyebalkan."
"Kalau aku ikut denganmu, keluargaku pasti akan marah."
Nadira menghela napas dalam-dalam, kewalahan menghadapi karakter kecil di dalam otak anaknya. Dia memelototi Zea dan membalas, "Selain aku, memangnya k

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link