Webfic
Buksan ang Webfix app para sa higit pang kahanga-hangang content

Bab 620

Namun, di situasi genting seperti ini, dia tidak punya pilihan selain mencoba. Blaze membalikkan badan, buru-buru menelan pil, lalu mengetikkan dua kata di ponsel tua pemberian Nadira. "Jangan melawan lagi, Pak Blaze!" Suara lelaki itu terdengar dingin. Sosoknya memelesat maju dan langsung menyuntikkan jarum ke leher Blaze. "Aaah!" Blaze mencakar dinding dengan putus asa. Kukunya berdarah, tetapi rasa takut akan kematian memacunya untuk terus berusaha melarikan diri. Tidak sampai dua detik, tubuhnya mulai kejang-kejang dan roboh ke lantai. Matanya terbuka lebar, tangannya perlahan terkulai, dan darah hitam mengalir dari mulut serta hidungnya. Lelaki berbaju hitam itu menatap Blaze yang mati dengan mata terbelalak. Kemudian, dia menunduk dan memeriksa napas dan detak jantung Blaze. Tanpa ekspresi, dia meletakkan surat bunuh diri di sebelah Blaze, mengambil foto, dan mengirimkannya ke sistem kepolisian. Setelahnya, dia mengangkat tubuh Blaze dalam gelap dan berjalan ke luar. Ronald mener

Naka-lock na chapters

I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content

I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.