Bab 16
Saat mengucapkan itu, dia masuk ke dalam rumah. Tanpa menyalakan lampu, dia langsung menekanku ke dinding dan menciumku dalam-dalam.
Dia sudah lama sakit, dan suhu tubuhnya agak dingin, tidak terasa panas membara.
Suhu tubuhnya perlahan naik. Baik dia maupun aku, sama-sama mulai berkeringat tipis.
Kali ini, tidak peduli seberapa keras aku memohon, dia tidak lagi bersikap lembut. Dia kembali pada sikap kasarnya yang biasa ... tidak, bahkan lebih brutal dari sebelumnya!
Dalam kesadaranku yang mengambang, aku teringat malam pertama dengannya, saat tubuhku gemetar di bawahnya.
Bukan karena itu adalah pertama kalinya, atau karena belum berpengalaman, tetapi karena ... aku telah menjual harga diriku sendiri, menjadi mainan bagi pria asing.
"Sheila, di saat seperti ini, kamu masih bisa melamun? Rasanya aku ingin membunuhmu!"
Di telingaku, napasnya makin berat, nada suaranya dingin menusuk.
Aku menggigit bibir dan memeluknya erat-erat. "Kak Stefan, kamu tega?"
Dalam kegelapan, dia terdiam seje

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link