Webfic
Buksan ang Webfix app para sa higit pang kahanga-hangang content

Bab 8

Dia terus mengejar jawaban. Aku menjilat bibirku yang kering, merasa pria ini terlalu dalam pikirannya, dan sangat waspada. Meski aku nyaris mati terbakar, dia masih lebih mengedepankan logika daripada perasaan. Namun, itu tidak masalah. Aku tetap sabar menjawabnya, "Tentu saja ini dari hati. Kebakaran sebesar itu, menerobos masuk sama saja cari mati. Kalau bukan karena Kak Stefan masih di dalam, aku pasti nggak akan masuk!" Aku tidak lupa memainkan peran sebagai gadis manis penuh tipu daya, nadaku menyiratkan penyesalan. "Nggak kusangka, ternyata Kak Stefan nggak ada di dalam. Aku sok pintar. Aku benar-benar bodoh, penderitaan ini semua sia-sia ... " "Kak Stefan, aku sebodoh ini, apa Kakak jadi makin nggak suka sama aku ... uh!" Belum selesai aku bicara, Stefan tiba-tiba menunduk dan mengecupku dengan sangat lembut. "Nggak bodoh, Sheila sama sekali nggak bodoh." Dalam ciuman itu, Stefan mendesah pelan, membantah penilaianku tentang diriku sendiri. Wajahku tetap polos, tetapi di dalam

Naka-lock na chapters

I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content

I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.