Bab 11
Mervis tiba-tiba melepaskannya, bergegas ke tepi sumur, dan berteriak dengan suara serak ke arah kegelapan yang tak berujung, "Viandina! Keluarlah! Viandina! Kamu dengar nggak! Aku memerintahkanmu, keluar!"
Dari dasar sumur hanya ada gema suaranya sendiri yang kosong, membawa hawa lembap yang dingin, berputar naik ke atas.
Rasa panik yang belum pernah Mervis rasakan sebelumnya segera mencengkeram jantungnya, lebih menakutkan daripada kegagalan dalam negosiasi bisnis mana pun, lebih mengerikan daripada provokasi musuh mana pun.
Pria itu memerintahkan para pengawal yang baru masuk dengan nada gila, "Turun! Cepat turun dan cari! Hidup harus lihat orangnya, mati ... mati harus lihat mayatnya!"
Tim penyelamat profesional segera datang, turun ke sumur dengan tali, sementara air di sumur dipompa keluar dengan mesin besar yang bergemuruh.
Mervis berdiri di tepi sumur seperti patung kaku, menatap tajam ke mulut sumur, seolah pada detik berikutnya, wanita yang membuatnya marah dan benci itu akan

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link