Bab 168
"Aku kebetulan lewat sini dan kupikir kamu mungkin belum berangkat ke sekolah, jadi aku menunggu sebentar supaya kita bisa berangkat bersama," jawab Luca sambil tersenyum malu. Dia lalu menyapa Damian dengan sopan, "Halo, Pak Damian. Bagaimana keadaan kakimu?"
"Kalau dari rumah keluarga Maven ke sini baru ke Veritas, kamu harus memutar sekitar 50 km, 'kan?" kata Damian.
Suara magnetisnya terdengar dingin. Tanpa basa-basi, dia langsung membongkar kebohongan Luca.
Dasar bajingan, mencoba memainkan permainan yang sudah pernah dia mainkan.
Alice tertergun.
Begitu juga dengan Luca.
Ketika niatnya terbongkar, wajah Luca tampak sedikit canggung.
Namun, di hadapan Damian, anak ketujuh dari keluarga Cavali yang bahkan ayah dan kakaknya harus hormati, Luca tidak berani sembarangan bertindak.
Selain itu, dia masih belum tahu pasti apa hubungan antara Alice dan Damian.
"Kalau kamu mau jadi sopir, kenapa berdiri di situ saja?" kata Damian dengan nada dingin.
Matanya yang tajam melirik Luca, seolah

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link