Bab 22
"Tolong berikan aku dua tiket untuk Hellraiser."
Setelah mendapatkan tiket, dia menoleh ke arah gadis yang berdiri di depan poster film, wajahnya tampak serius, seperti tengah berhadapan dengan musuh berat.
"Kenapa, takut banget?"
Hugo menepuk kepala Winona dengan cukup keras sambil berkata, "Kalau kamu ketakutan, aku bisa aja menemanimu menonton film kartun."
"Hmm, apa maksudmu?" Winona berkata sambil membusungkan dadanya, jemarinya bermain dengan rambut panjangnya yang telah tersisir rapi.
"Hal seperti itu jelas hanya tipuan, mana mungkin aku takut? Aku hanya memikirkanmu saja, supaya nanti kamu nggak malu di depan gadis cantik."
Kemudian, dia berbalik dan menatap Hugo dengan pandangan penuh tantangan, "Ini kesempatan terakhir, ya. Kalau nanti kamu sampai menangis, jangan sampai menggosokkan wajahmu padaku."
Melihat mata gadis itu yang bersinar, Hugo tidak bisa menahan diri untuk tidak meragukan.
Apakah dia benar-benar tidak merasa takut?
...
Setengah jam setelah film dimulai.
"Kamu,

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link