Bab 42
Siena berdiri tegak, menunggu dengan patuh.
Namun, setelah menunggu cukup lama, Zane tetap tidak mengatakan apa pun padanya.
Sebaliknya, dia malah berbicara penuh perhatian pada Tina, "Sudah baikan? Kenapa masih pakai baju setipis ini? Gimana kalau sakit?"
"Aku nggak apa-apa ... Uhuk-uhuk ... " Tina menutupi mulutnya dengan tangan, terbatuk kecil dengan sikap lemah lembut. "Aku hanya ingin bersamamu."
Tina dengan manja bersandar di dada Zane sambil berbicara.
Siena hanya bisa menatap lurus pada "kemesraan" mereka.
Zane ini benar-benar tidak waras, malah ingin Siena melihat pemandangan pasangan yang sedang pamer kasih sayang.
Siena menggertakkan giginya, enggan untuk menyela. "Ehm, Pak Zane, boleh aku pergi sekarang?"
Zane meliriknya dengan dingin. "Coba saja kalau berani pergi."
Siena mengatupkan bibirnya, dengan peringatan seperti itu mana mungkin dia berani pergi.
Dia lalu mencari tempat untuk duduk, mencoba menganggap pasangan itu seperti angin lalu.
Namun, ketika dipikirkan lagi, b

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link