Bab 97
Zane memberikannya teropong, "Perhatikan baik-baik."
Sambil berkata, dia mengambil ponsel dan dengan cepat membalas, "Ada."
"Jadi, apa kalian bisa melihat situasiku di sini?"
"Bisa melihat dengan jelas, sekarang kamu duduk di atas batu besar seperti orang bodoh."
Bodoh?
Siena yang membaca kata itu pun langsung memutar mata.
Dari mulut pria ini memang tidak ada satu pun kata yang enak didengar.
Namun, Zane selalu memperhatikan situasi di sini dengan jelas, rasanya seperti Zane selalu berada di sampingnya.
Jadi, dia tidak takut seperti tadi.
"Sudah hampir jam sebelas, kenapa di sini belum ada tanda-tanda kehidupan? Apa mungkin kertas itu nggak mewakili apa-apa?"
"Tunggu sampai pukul dua belas, kalau masih tidak ada kabar, kita akan pulang."
"Oke."
Siena baru saja membalas pesan, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang berantakan.
Siena bergetar di dalam hatinya dan segera mengangkat pandangannya.
Di dalam mobil, Alan berkata dengan tergesa-gesa, "Pak Zane, ada pergerakan."
Zane menge

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link