Webfic
Buksan ang Webfix app para sa higit pang kahanga-hangang content

Bab 87

Momen sederhana dan hangat seperti ini, dulu bahkan tak pernah berani Arnold impikan. Saat rambutnya hampir kering, Arnold tiba-tiba memanggil namanya. "Lilith ...." Lilith mematikan pengering rambut, mendekat dan membungkuk sedikit. "Kamu bilang apa? Aku nggak dengar." Jarak mereka sangat dekat sampai hidung mereka saling bersentuhan. Di detik itu, Lilith bisa merasakan tarikan napas Arnold yang mulai kacau dan sorot mata Arnold yang jelas-jelas menyiratkan keinginan untuk menciumnya. Itu tertangkap jelas oleh Lilith. "Bukan apa-apa ...." Arnold mengalihkan pandangannya. Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba bibir lembut Lilith sudah menempel pada bibirnya. Ciumannya ringan dan cepat, tetapi belum sepenuhnya berakhir. Arnold menatapnya dan melihat Lilith menyentuh bibirnya pelan sambil tersenyum manis. Senyumnya seperti bulan malam yang paling terang. "Anggap saja ini sebagai bayaran untukmu, ya." Malam pun tiba. Lilith sudah tertidur. Arnold terdiam di tempat tidur. Sorot

Naka-lock na chapters

I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content

I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.