Bab 74
Malam itu, Jenny sulit tidur, dan gelisah sepanjang malam.
Di kepalanya terus terngiang-ngiang ucapan yang disampaikan oleh Pak Yanto.
Pagi-pagi sekali, dia bahkan mengalami mimpi buruk.
Dalam mimpinya, para bajak laut menyerbu pulau seperti binatang buas. Suara tembakan terdengar di mana-mana, cahaya pisau dan pedang berkelebat.
Percikan darah membasahi pasir pantai, mewarnai permukaan laut menjadi merah.
Seluruh mimpinya dipenuhi darah, seolah bau anyir darah bisa tercium jelas.
Seorang anak laki-laki kecil meringkuk dalam kotak hadiah, matanya mengintip lewat celah sempit, menyaksikan satu per satu anggota keluarganya dibantai dengan kejam.
Dia menutup mulutnya erat-erat, tak berani mengeluarkan suara sedikit pun. Matanya penuh ketakutan, keputusasaan, dan air mata ...
Jenny tersentak bangun, jantungnya masih berdebar kencang dan terasa sakit.
Padahal itu hanya mimpi, tapi membuatnya merasa sesakit ini.
Dia tak berani membayangkan, di usia lima tahun, bagaimana Bernard menghadapi tr

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link