Bab 76
Di dalam mobil.
Ambulans menderu ke arah yang berlawanan dari mereka. Teresa merasa hatinya mati saat mendengar suara itu.
Ketika kembali ke kantor, Teresa melihat pria itu duduk di kursi eksekutif dengan wajah cemberut.
Teresa melangkah maju dengan senyum manis di bibirnya dan memeluknya dengan genit. Namun, saat berikutnya Teresa melihat Yugo dan Dirga sedang duduk di sofa.
Salah satu dari dua orang itu memasang wajah serius, sementara yang lain tersenyum tanpa malu-malu.
Teresa turun dari tubuh Arvin dengan marah dan berteriak malu-malu, "Tuan Yugo, Tuan Dirga!"
Teresa menatap tajam ke arah Arvin. "Aku akan menunggumu di ruang tunggu."
Begitu masuk, sebelum pintu ditutup rapat, Teresa mendengar tawa Dirga dari luar.
Wajah Teresa langsung memerah.
Benar saja, tidak boleh lengah di tempat seperti kantor.
Segera, Arvin masuk dan memeluknya. Teresa tanpa sadar melawan. "Jangan."
Saat ini, Teresa sangat trauma.
Arvin membenamkan dirinya di lehernya dan berkata, "Jangan khawatir, semuanya

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link