Webfic
Buksan ang Webfix app para sa higit pang kahanga-hangang content

Bab 11

Yasa sejenak melambaikan tangan. "Tante Pevita, tunggu di luar aja, ya. Aku masuk sendiri. Biar aku yang lihat keadaan di dalam," ujar Yasa sambil melangkah tenang ke arah gudang, tanpa repot-repot menyamar. Di dalam gudang. Lebih dari 200 orang berdiri berjejer rapi, seperti pasukan yang siap tempur. Di tengah kerumunan itu, terlihat seorang pria dengan wajah penuh bekas luka. Pria itu tengah berdiri dengan tangan di belakang punggung. Luka itu memanjang dari mata kirinya hingga dagu kanannya, tebal, dalam, dan menyeramkan. Itu Pedro. Pria yang dijuluki si Luka Pisau, yang terkenal di Kota Cendana. Pria itu tengah berdiri dengan tangan di belakang punggung. Aura ganas terpancar dari tubuhnya. Sebenarnya, Pedro adalah seniman bela diri sekaligus tentara bayaran yang berpengalaman. Seorang anak buah Pedro, dengan raut wajah sedikit bingung, mendekat. "Kak Luka Pisau, apa ini nggak lebay? Buat ngelawan satu orang, perlu pasukan dan senjata sebanyak ini?" tanyanya ragu. Pedro melirik taja

Naka-lock na chapters

I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content

I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.