Bab 467
Aku mengatupkan bibirku erat-erat dan menatapnya dengan tenang.
Dia meletakkan lengannya di leherku dan aku bisa merasakan di otot lengannya menegang.
Sepertinya kali ini dia benar-benar marah.
Akan tetapi, aku tidak salah, 'kan?
Setelah saling berpandangan sejenak, dia tiba-tiba terkekeh, "Kamu begitu sedih untuknya?"
"Nggak," kataku dengan tenang.
Akan tetapi, dia berkata kepada dirinya sendiri seolah tidak mendengar jawabanku, "Percuma kamu merasa sedih untuknya, mungkin sekarang dia berada di ambang kehancuran."
"Heh, sejak kecil semua orang membandingkanku dengan dia, menggunakan kebodohanku untuk meningkatkan kecemerlangannya."
"Dia pikir bisa menekanku dengan begitu mudah, tapi apa dia nggak memikirkan betapa banyaknya penderitaan yang kualami selama ini?"
Aku menatapnya dengan tenang dan saat mendengar ucapan terakhirnya, entah mengapa hatiku terasa agak tergelitik dan dipenuhi dengan rasa sakit.
Sebenarnya tidak perlu dipikirkan kalau dia pasti sudah sangat menderita saat berh

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link