Bab 19 Mabuk
"Terima kasih."
Tristan mengangguk, nada suaranya terdengar lembut.
Di belakangnya, Juan mengamati dengan penuh perhatian, mempelajari banyak hal dari situ.
Bos yang biasanya dingin dan serius, kini begitu peduli pada Nona Chyntia. Sepertinya, orang yang paling harus dia perhatikan kelak adalah Nona Chyntia.
...
Malam harinya, Bernard pulang ke rumah. Pelayan sudah menyiapkan makanan.
Dia mencuci tangan, duduk di kursi, dan mulai makan. Namun, baru beberapa suap, dia mengernyitkan dahi dan meletakkan sendoknya.
"Ini ikan asam manis macam apa? Kenapa rasanya nggak enak banget? Jauh sekali bedanya dengan makanan yang dikirimkan ke kantor sebelumnya!"
Pelayan yang berada di sampingnya buru-buru menjelaskan, "Pak, makanan yang sebelumnya dikirimkan ke kantor adalah buatan Nona Chyntia. Selain itu, Nona Chyntia sangat khawatir kalau duri ikan akan menyangkut di tenggorokan Bapak, jadi dia dengan hati-hati membuang semua duri sebelum dihidangkan."
Dahi Bernard makin berkerut. Chyntia tidak p

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link