Bab 20
"Aku juga melihatnya."
"..."
Suara percakapan itu makin lama makin jauh.
Aditya tidak menyusul mereka.
Wajah tampannya menegang, sorot matanya yang gelap dipenuhi rasa malu yang tidak terkira.
Memang kata-kata polisi itu terdengar menusuk, tapi kalau dipikir-pikir, kelakuan keluarganya di depan polisi barusan memang memalukan.
Bagaimana dengan dirinya sendiri? Hanya karena mengira Sharleen mata duitan, dia langsung menuduhnya mencuri.
Ada apa dengannya? Biasanya dia tidak sebodoh ini.
Kenapa setiap berhadapan dengan Sharleen, dia jadi kehilangan jati dirinya?
...
Di ruang tamu.
Sejak Aditya keluar, Sharleen hanya menunggu dengan tenang.
Tapi setelah lama menunggu, yang terdengar hanya suara Sandra, "Ayah, Ibu, maaf sudah membuat kalian repot. Aku simpan kalung ini ke atas dulu. Oh ya, Ibu, Henny tadi membawakan jam tangan dengan desain super cantik buat Anda."
"Benarkah? Coba aku lihat." Leoni jelas ingin mengalihkan topik, jadi langsung mengikuti alur pembicaraan.
"Ada di lantai atas,

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link