Bab 882
Surya menggelengkan kepala, diam-diam menghela napas.
Begitu keluarga besar punya bisnis yang besar, sampah pasti akan bermunculan.
Keluarga Wijaya dengan didikan seketat itu pun menemui hal semacam ini, yang menunjukkan hal semacam ini tidak dapat dihindari di mana pun.
Tiba-tiba, Surya menjadi waspada. Surya menjadi waspada.
Sekarang dia termasuk orang berkekuatan besar yang dikelilingi banyak orang, dia juga harus ekstra hati-hati.
Saat ini, Morgan berusaha mencairkan suasana, dia terkekeh sambil berkata, "Ayo, Pak Hendra, kita minum bersama, jangan marah lagi."
Namun, suasana hati Hendra terlanjur buruk, dia menggeleng dan hanya duduk diam.
Leonard yang melihatnya tak berani bersuara.
Melihat hal itu, Surya berkata, "Pak Hendra, Kak Morgan, kalau begitu aku pulang dulu, bagaimana kalau besok pagi kita berangkat ke Kota Nanzi?"
"Ide yang bagus," jawab Morgan, dia memang sudah menanti kalimat itu sejak tadi.
Hendra mengangguk. Surya sempat berbincang sebentar dengan Leonard sebelum b

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link