Bab 94
Nada dering telepon berdering cukup lama, aku mengira tidak ada yang akan mengangkat, tetapi akhirnya tersambung juga.
"Paman Yudo ... "
"Hm? Ada apa, Queny?"
Suara Yudo terdengar berat, berbeda dari biasanya.
Aku tiba-tiba menyadari sesuatu. "Paman Yudo, suaramu aneh sekali. Apakah terjadi sesuatu?"
"Tadi pagi, aku terlambat bangun. Lalu, bangun-bangun sudah demam tinggi."
"Demam tinggi?"
Suaraku secara tidak sadar meninggi. Aku langsung panik dan ingin segera berlari ke sisi Yudo. "Paman Yudo, pasti karena kemarin kehujanan, lalu kamu terserang flu."
Kemarin, dia khawatir aku terserang flu, bahkan menyuruhku minum obat flu untuk pencegahan.
Dia selalu memikirkan aku, tapi tidak menjaga dirinya sendiri.
Aku seharusnya juga menyuruhnya minum obat flu waktu itu.
Sekarang, aku sangat menyesal.
Yudo hanya menggumam pelan. "Mungkin. Hari ini aku nggak ke perusahaan dulu. Kalau ada urusan, tolong kamu yang urus dulu."
Aku segera menepuk dada, menjamin, "Aku akan berusaha. Paman Yudo, kamu j

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link