Bab 97
"Aku akan melepaskanmu sebentar, aku naik dulu ke darat, lalu tarik kamu naik."
Sania refleks menggeleng, matanya penuh ketakutan.
Lepas?
Dia tidak berani.
"Jangan takut."
Bernard mengulang sekali lagi, nadanya lebih tegas.
"Aku pasti akan menarik kamu naik. Tapi ingat, kalau sudah pegang, kamu sama sekali nggak boleh lepas, dengar?"
Semak pohon itu makin dekat, arus mendorong mereka makin cepat mendekat.
Sania menatap cabang pohon yang bergoyang di permukaan air itu, dan akhirnya mengangguk kuat-kuat.
Dia mengangkat kedua tangannya yang kaku karena kedinginan.
Begitu tubuhnya menyentuh cabang pohon itu, dia mengerahkan seluruh tenaga, mencengkeram kuat-kuat cabang penyelamat itu.
Hampir bersamaan, dia merasakan lengan yang melingkar di pinggangnya terlepas.
Ketakutan yang dahsyat kembali menyergap. Dia hanya bisa menggenggam cabang itu lebih kuat lagi, memejamkan mata rapat-rapat, tidak berani melihat, juga tidak berani membayangkan.
Beberapa saat kemudian, sebuah tangan hangat mencen

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link