Bab 746
Akhirnya, aku dan Rafael baru bisa keluar rumah setelah dipaksa minum sepiring penuh sup bergizi oleh Bibi Atik.
Saat duduk di mobil, kami serempak meneguk sebotol air mineral.
Aku mengeluh, "Sup itu terlalu bergizi. Aku takut nanti akan mimisan."
Rafael menimpali, "Aku juga merasa hampir mimisan sekarang."
Melihat wajah Rafael yang tampan hingga bisa membuat negara kacau, tiba-tiba aku teringat bayangan dia pelan-pelan mimisan.
Aku tak bisa menahan tawa.
Rafael menggeleng dan berkata tanpa daya, "Apa itu lucu sekali? Kamu sudah tertawa terus dari dalam rumah sampai ke luar."
Aku menirukan caranya bicara, mencubit pipinya, lalu dengan senyum nakal berkata, "Itu adalah niat baik dari Bibi Atik. Kamu harus minum juga, supaya bisa melakukannya tujuh kali semalam."
Rafael tertawa, tetapi senyumnya tampak penuh arti.
Melihat senyumnya, aku merasa pria ini menyimpan maksud tersembunyi.
Aku jadi penasaran, terus menatapnya.
Tiba-tiba, Rafael menoleh, menatapku lekat-lekat tanpa berkedip.
Aku

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link