Bab 20
Marvin masih duduk di dalam kedai kopi. Dia baru pergi saat kedai mau tutup.
Dia tidak tahu harus apa. Hatinya dipenuhi rasa sakit. Makin sakit hatinya, makin dia sadar betapa penting sosok Alisya baginya. Tapi ternyata malah harus kehilangan wanita itu seperti ini!
Jika saja Keisha tidak kembali.
Jika saja Marvin lebih cepat sadar kalau dirinya mencintai Alisya.
Jika saja dia tidak mengecewakan wanita itu.
Berbagai kemungkinan terus melintas dalam pikirannya. Tapi dia juga tidak bisa kembali memutar waktu.
Dia berjalan linglung di jalanan luar negeri. Suara petir terdengar menyambar dan diikuti dengan hujan yang turun deras.
Orang-orang bergegas pulang agar tidak kehujanan. Tapi Marvin tidak tahu harus pergi ke mana.
Dia berjalan di tengah hujan sambil menggumamkan nama Alisya. Sekujur tubuhnya sudah basah kuyup.
Tiba-tiba, ponselnya berdering. Dia bergegas memeriksanya dengan penuh harap. Rupanya Gina mengirimkan pesan.
Gina: [Kak, pulanglah.]
Marvin membaca sederet kalimat itu tanpa

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link