Bab 21
Gina datang tidak lama setelah itu. Dia langsung bergegas pergi begitu menerima telepon dari Alisya.
Mereka berdua sudah sebulan tidak bertemu. Gina langsung memeluk Alisya begitu tiba.
"Alisya!"
Raut wajah Alisya berubah jadi lebih lembut. Dia juga membalas pelukan itu.
"Kamu sudah sampai ya, Gina."
Mereka duduk berdua sambil mengobrol sebentar. Saat sudah waktunya berpisah, Gina terlihat merasa bersalah.
"Maaf ya, Alisya. Aku seharusnya nggak luluh dan membiarkan kakakku menemuimu. Aku malah bikin banyak masalah buat kamu."
Alisya mengulurkan tangan dan mencubit lembut pipinya.
"Nggak apa-apa. Meskipun kamu nggak bilang ke dia, Marvin tetap akan punya cara sendiri. Lebih baik sulit sebentar daripada lama-lama. Semuanya memang harus dibicarakan sekarang biar jelas."
Tapi Gina tetap merasa tidak enak hati. Bahkan dia tidak menyangka kakaknya akan segila ini. Kakaknya nekat hujan-hujanan semalaman seperti tidak sayang dengan nyawa sendiri.
Dia menoleh ke arah kakaknya yang melihat ke ar

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link