Bab 42
Aku terpaku, Bu Camela juga terpaku.
Daniel melanjutkan penjelasannya, "Kami baru saja menikah belum lama ini. Aku nggak ingin dunia kami berdua terganggu kalau memiliki anak sekarang."
Bu Camela tidak menyangka Daniel akan mengatakan ini. Dia tertegun sejenak.
Nenek Hanna meletakkan cangkir tehnya, lalu membalas, "Meskipun kalian sekarang belum menginginkan seorang anak, kamu nggak boleh membiarkan Agita meminum obat. Obat itu beracun. Kalau terjadi sesuatu, akan sulit untuk kalian memiliki anak nanti."
Daniel tersenyum, mendekat ke hadapan Nenek Hanna, lalu berkata, "Baiklah, Nek. Nanti aku pasti nggak akan menyuruhnya meminum obat lagi."
Baru pada saat itulah Nenek Hanna merasa lebih tenang, tersenyum pada Daniel.
Ketika melihat ekspresi Nenek Hanna yang melunak, aku juga menghela napas lega. Aku menatap Daniel dengan penuh rasa terima kasih.
Namun, Bu Camela tidak terlalu setuju dengan pemikiran kami. "Bagaimanapun juga, cepat atau lambat kalian akan memiliki anak. Lebih baik sekar

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link