Bab 47
Menghadapi amarah Bu Camela, Bibi Janice tidak menunjukkan rasa takut sedikit pun. Dia melirikku sekilas.
"Tentu saja menantumu yang baik itu. Dia sampai mengutuk ibu hamil di depan mata. Hatinya begitu jahat. Menantu memiliki sikap yang sama dengan mertuanya."
Bu Camela begitu marah sampai bibirnya bergetar. Dia tidak peduli lagi dengan citra elegan dirinya. "Janice, apa maksudmu?"
Ketika mendengar itu, Bibi Janice meletakkan kedua tangan di pinggang seperti wanita jalanan, lalu berujar, "Apa maksudku? Kamu paham dengan baik apa maksudku. Aku bertanya padamu. Apa kamu berani menceritakan pada semua orang bagaimana aku bisa sampai keguguran sepuluh tahun lalu?"
Kelopak mataku berkedut. Tanpa sadar, aku teringat pada rahasia Keluarga Frans yang beredar di kalangan kami.
Sepuluh tahun lalu, ketika Bibi Janice melihat bakat Reynald yang biasa-biasa saja, dia terpikir untuk memiliki anak kedua.
Meskipun pasangan suami istri itu sudah berusia empat puluhan pada waktu itu, mereka tetap melak

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link