Bab 57
Aku mengusap dahiku yang terasa nyeri akibat tabrakan dan refleks mengucapkan maaf dalam bahasa Hamur.
Tak lama kemudian, terdengar suara pria dalam bahasa yang sama. Dia bertanya, "Orang Hamur, ya?"
Aku mendongak. Di hadapanku berdiri seorang pria dengan setelan lengkap pakaian silat. Namun, anehnya, dia sama sekali tidak terlihat tua. Posturnya tegap dan ramping, wajahnya bersih dan tenang, sepasang mata hitam legamnya berkilau penuh senyum.
Aku mengangguk dan bertanya kembali, "Kamu juga dari Hamur?"
Pria itu mengangguk pelan sambil tersenyum, lalu bertanya, "Kamu nggak apa-apa? Perlu ke rumah sakit?"
Aku menggeleng cepat dan berkata bahwa aku tidak apa-apa.
Pria itu tampak berpikir sejenak. "Kalau begitu, izinkan aku menebus rasa bersalah ini dengan mentraktirmu secangkir kopi atau teh, kalau kamu lebih suka," ujarnya.
"Dia nggak suka kopi, teh juga nggak."
Suara Daniel tiba-tiba terdengar, dia melangkah cepat ke arahku, dan langsung menarikku ke dalam pelukannya.
Pria itu tampak t

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link