Bab 59
Setelah kembali ke pulau kecil, aku menerima telepon dari Ayah dan Ibu.
Aku meraih ponsel dan menutup pelan pintu vila sebelum menjawab panggilan telepon dari mereka.
Begitu tersambung, suara marah Ibu langsung terdengar dari ujung telepon.
Aku menjauhkan ponsel dari telinga, menunggunya sedikit tenang, baru setelah itu mendekatkannya lagi.
"Agata, bukankah katamu kalau diklik tautannya, bisa kelihatan posisi kakakmu?" tanya Ibu.
"Ya, benar. Titik merah kecil itu menunjukkan posisi Agita," jawabku.
Ibu menjerit, "Kenapa dia ada di tengah laut? Apa dia loncat ke laut?"
Aku buru-buru membuka tautannya. Titik merah yang menandai Agita memang sedang bergerak cepat di atas lautan.
"Bu, sepertinya dia lagi di pesawat. Tenang saja, malam ini aku akan terus awasi dia. Begitu dia mendarat, aku langsung telepon Ibu," ucapku.
Mendengar itu, Ibu akhirnya sedikit tenang.
Namun, sebelum panggilan ditutup, suara Ayah terdengar.
"Agata, tender kerja sama Grup Frans untuk kuartal depan sudah mulai. Kam

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link