Bab 12
Fania kembali ke rumah Keluarga Rusman sambil berderai air mata. Dia mengadukan semua yang terjadi hari ini pada ketiga kakaknya.
"Kak, apakah Randi menyalahkanku?"
"Apa dia kecewa karena aku pulang? Tapi aku sama sekali nggak berniat menyakitinya."
...
Biasanya, begitu dia bercerita begini, kakaknya pasti akan membelanya. Tapi sekarang ...
Ketiga kakaknya ini malah seperti tidak mendengarkannya sama sekali. Ketika Fania selesai bicara, mereka malah berkata dengan datar.
"Fania, naiklah duluan, kami capek."
Saat ketiga orang itu tidak melihat, tatapan Fania berubah penuh kebencian.
Kenapa?
Alika sudah mati tapi dia masih tidak bisa tenang.
Tiga orang pria itu duduk di ruang tamu dalam diam.
"Aku sudah salah pada Alika. Kalau bukan karena ulahku, dia nggak akan mati."
Vino menunduk menutupi wajahnya dengan tangan, terlihat menahan air mata.
Setelah Fania kabur waktu itu, mereka bersikap baik pada Alika karena ingin membuat Fania marah.
Tapi setelah beberapa tahun hidup bersama, mustahil

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link