Bab 151
Sally tidak bisa melawan lagi, lalu mendengar Albert berkata, "Jalan, pulang ke rumah."
Sally bisa merasakan amarah yang terpancar darinya, seolah membakar habis semua cairan di tubuhnya.
Aneh sekali.
"Ibuku memang nggak suka padamu. Kenapa kamu pergi ke sana sendirian? Apa kamu sebodoh itu?"
Jika Riska yang meneleponnya, dia pasti tidak akan pergi.
Kediaman besar yang meneleponnya.
Sally tidak mengatakan apa-apa.
Albert menariknya, memeriksa tubuhnya dengan saksama untuk memastikan Sally tidak terluka. Setelah itu, Albert berkata dengan ekspresi yang dingin, "IQ-mu memang selalu rendah. Kapan kamu akan sedikit lebih pintar?"
Sally hanya memejamkan mata.
Albert menatap wajah datarnya, menarik napas dalam-dalam lalu hendak mengatakan sesuatu, tapi tiba-tiba teleponnya berdering.
Albert bersandar lelah sambil menekan tombol jawab.
"Baiklah, aku akan segera ke sana."
Albert keluar dari mobil dan berkata kepada Hendra di kursi depan, "Antar dia ke Kompleks Wanura."
Hendra mengangguk lalu m

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link