Bab 11
Rasa sakit di tubuhnya merayap ke seluruh badan. Sheila menegangkan rahangnya, berusaha melepaskan diri, namun justru makin terkungkung. Nyeri tajam itu membuat wajahnya perlahan memucat, keringat mulai merembes dari pelipisnya.
Dalam keheningan yang mencekam, alat monitor jantung di samping ranjang tiba-tiba mengeluarkan bunyi alarm yang melengking.
Sheila mendadak tersenyum lebar. "Ingin tahu? Kenapa nggak mencari tahu sendiri?"
Dia memiringkan kepala, ujung jarinya menyapu wajah Hardy dengan lembut, nada suaranya tetap menggoda. "Kamu begitu mencintaiku, tapi kenapa menanggung anak ini pun kamu nggak mau?"
" ... Menanggung?"
Mendengar kata itu, jari Hardy seketika mengencang. Pegangan besi di sisi ranjang sampai berderit, tak sanggup menahan tekanannya.
"Katakan sekali lagi."
Dia nyaris tak percaya dengan apa yang didengarnya.
Senyum di wajah Sheila makin merekah. Kelembutan semu tadi lenyap, tergantikan oleh niat jahat yang kuat.
Jari-jarinya yang berlapis cat kuku merah darah meny

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link