Bab 22 Kamu Membuatku Jijik
"Pemasok itu sebenarnya aku kenal, tapi nggak terlalu dekat. Dia hanya pernah kerja sama satu atau dua kali dengan Grup Pranata."
Sesampainya di perusahaan pemasok, pemasok tampak sangat marah.
"Bu Joselin, tamu langka! Perusahaan kalian sudah nggak sibuk sekarang?"
"Kami ini perusahaan kecil, nggak layak didatangi orang dari Grup Pranata."
Irvan Sumanto mendongak sekilas. Dia berbicara sambil meniup teh.
Aku tidak bersikap tegas karena aku tahu masalah ini memang adalah kesalahan Grup Pranata.
Pelajaran yang kudapatkan selama bertahun-tahun ini adalah mengalah pada mitra kerja.
Terkadang, memang ada keuntungan gender di dunia bisnis.
Apalagi Irvan belum pulang setelah jam kerja. Itu bukti bahwa Irvan sedang menunggu utusan dari Grup Pranata. Lagi pula, selain mereka, tidak ada yang bisa memasok barang dengan cepat.
Setelah dihujani kata-kata manis, ekspresi Irvan mulai melunak. Akan tetapi, Irvan belum berkompromi.
"Dari awal memang sudah kuberi harga termurah untuk Grup Pranata, bahk

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link